Cybercrime pada Carding dan fraud
Carding adalah peristiwa dimana seseorang melakukan
transaksi online melalui kartu belanja milik orang lain [ bisa dikatakan :
penyalahgunaan kartu kredit ]. Bagaimana ia dapat melakukan hal itu ? hal itu
dapat terjadi akibat kecerobohan dari kita, biasanya mereka yang melakukan
carding hanya ingin mendapatkan informasi kartu kredit milik kita, lalu
melakukan transaksi online dengan memasukan informasi kartu kredit milik kita,
misalnya saja ia memasukan Nama, Tanggal Lahir, No.pin , No kartu kredit dan
segala informasi yang diperlukan dalam bertransaksi.
Bagaimana ia mendapatkan informasi kartu kita ?
Seorang
carding bisa mendapatkan informasi tentang kartu kredit milik kita melalui
beberapa hal berikut :
- Membeli informasi . [ membeli kepada seseorang yang memiliki informasi kartu kredit yang aktif ]
- Mengambil kecerobohan sang pemilik. [ jika kita melakukan transaksi menggunakan kartu kredit dengan menyuruh orang lain .]
- Perangkap Online [ membuat situs siluman yang menyediakan jasa e-commerce, dimana seseorang harus memasukkan informasi tentang kartu kreditnya ].
- Melakukan kerjasama dengan pihak tertentu misalnya saja dengan tempat penginapan, tempat perbelanjaan, rumah makan dimana transaksi dilakukan dengan kartu kredit.
- Keempat hal diatas adalah hal yang paling dasar atau gampang untuk dilakukan oleh seorang carding, satu hal lagi yang paling sering dilakukan seorang carding, yaitu menghack sebuah situs e-commerce, dengan kemapuannya dalam algortima dan pemrograman maka ia dapat menjebol data base situs-situs luar maupun dalam negeri yang terkenal.
Pada umumnya para carding tahu diri dalam melakukan aksinya,
biasanya mereka “hanya merugikan korbannya hanya sekali saja, hal ini dilakukan
untuk menghindari kecurigaan dari sang pemilik kartu, tapi ada juga sih yang
nga tau diri, mereka melakukannya berulang kali tetapi dampak yang mereka
timbulkan cukup besar, yaitu tertangkap basah walau tidak tercebur empang.
Namun untuk mengurangi dan mencegahnya, para pemegang kartu
kredit dapat melakukan tindakan hati-hati seperti ini :
Tips Menghindari
Penyalahgunaan Kartu Kredit :
- Simpan Kartu Anda di tempat yang aman [ kalo perlu beri password .. hee. nga ding ].
- Jangan pernah menulis pin anda pada kertas, hp atau apapun.
- Hafalkan nomor pin.
- Periksa setiap jumlah transaksi sebelum Anda tandatangan sales draft
- Pastikan kartu kredit Anda terima setelah bertransaksi
- Simpan sales draft dan cocokan pada lembar tagihan bulanan
- Bila Anda menjumpai transaksi yang mencurigakan, segera laporkan ke Customer Service credit card Anda baik melalui FAX atau email.
- Pastikan jika Anda melakukan transaksi melalui sebuah website terdapat tanda gembok atau kunci di pojok kiri status bar.
Penyalahgunaan kartu kredit termasuk kejahatan yang sangat
sulit ditanggulangi, karena hukum di Indonesia belum ada yang khusus mengatur
hukuman terhadap kejahatan ini. Tak lain dan tak bukan dari kita lah yang harus
dituntut untuk lebih waspada dan selektif dalam melakukan transaksi yang
sifatnya online, karena kita tidak bisa menjamin bahwa suatu system yang dibuat
oleh suatu perusahaan terkenal adalah aman, bisa saja ada factor x yang bisa
membuka celah keamanan itu, misalnya orang dalam.
beberapa contoh ilustrasi dan kasus carding/fraud :
cybercrime – penipuan kartu kredit
Bukan saja termasuk dalam negara yang terkorup di dunia,
Indonesia terkenal pula sebagai negara ‘carder’ (menduduki urutan 2
setelah Ukraina (ClearCommerce)). Carder adalah penjahat di internet yang
membeli barang di toko maya (online shoping) dengan memakai kartu kredit milik
orang lain. Dibanding dengan negara – negara maju atau negara – negara di asia
bahkan di wilayah negara di Asia Tenggara saja sekalipun Indonesia
tergolong negara yang jumlah pengguna internetnya masih rendah(8%), namun
memiliki prestasi menakjubkan dalam cyberfraud terutama pencurian kartu kredit
(carding). Di kalangan pengguna internet dunia, pengguna internet Indonesia
masuk dalam ”blacklist” di sejumlah online shopping ternama, seperti ebay.com dan amazon.com. Tak jarang kartu kredit asal Indonesia diawasi bahkan
diblokir.
Penipuan Kartu Kredit
Kartu kredit umumnya digunakan untuk pemesanan online
penerbangan dan tiket kereta api dan untuk transaksi e-commerce lain. Meskipun
sebagian besar situs e-commerce telah menerapkan langkah-langkah keamanan yang
kuat (seperti sebagai SSL, server web aman dll), kasus penipuan kartu kredit
terus saja meningkat.
Skenario
Korban informasi kartu kredit yang dicuri dan disalahgunakan
untuk membuat pembelian online (e.g. maskapai tiket, perangkat lunak,
berlangganan porno website dll).
Modus operandi
Skenario 1: Para tersangka akan menginstal keyloggers
di komputer publik (seperti cyber kafe, airport
lounges dll) atau komputer korban. Korban yang tidak menyadari bahwa komputer yang sedang dia gunakan telah terinfeksi ini, akan menggunakan komputer untuk melakukan transaksi online. Kemudian Informasi kartu kredit korban akan diemail ke tersangka.
lounges dll) atau komputer korban. Korban yang tidak menyadari bahwa komputer yang sedang dia gunakan telah terinfeksi ini, akan menggunakan komputer untuk melakukan transaksi online. Kemudian Informasi kartu kredit korban akan diemail ke tersangka.
Skenario 2: Bensin pompa pembantu, pekerja di gerai ritel,
hotel, dll pelayan mencatat informasi kartu kredit yang digunakan untuk membuat
pembayaran pada Pendirian ini. Informasi dijual kepada geng kriminal yang
menyalahgunakan untuk online penipuan.
Sesungguhnya, sebagai media komunikasi yang baru, internet
memberikan sejuta manfaat dan kemudahan kepada pemakainya. Namun internet juga
mengundang ekses negatif, dalam berbagai tindak kejahatan yang menggloblal.
Misalnya, tindak penyebaran produk pornorgrafi, pedofilia, perjudian, sampah
(spam), bermacam virus, sabotase, dan aneka penipuan, seperti carding, phising,
spamming, dll. Yang gawat, nama negara terseret karenanya.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar